Arsip Blog

Pilihan Ideal Sesuai Bujet

Di Indonesia umumnya terdapat tiga macam produk emas, yaitu perhiasan, koin, dan batangan. Kita bisa memilih dari tiga alternatif itu berdasarkan tujuan serta uang yang ada di tangan. Sebaiknya, uang yang digunakan untuk membeli emas adalah:
(a) dana menganggur (idle money) yang benar-benar berfungsi sebagai cadangan; atau
(b) sebagian dari penghasilan rutin yang memang dialokasikan untuk menabung.

Perhiasan adalah favorit ibu-ibu rumah tangga. Seringkali mereka menyisihkan uang untuk membeli beberapa gram perhiasan emas untuk dipakai dan disimpan. Ini adalah cara menabung tradisi onat yang terbukti lebih menguntungkan daripada menabung di bank. Keuntungan lainnya, emas itu memberikan nilai guna (utilitas) pada saat dipakai sebagai perhiasan.

Tidaklah salah berinvestasi pada emas perhiasan. Tapi, biaya per gramnya lebih mahal. Jika kita memilih membeli perhiasan emas, berarti kita harus membayar harga emas tersebut plus ongkos pembuatannya. Apabila biaya pembuatan sangat tinggi, tentu saja kita harus menanggung kerugian bila kita menjualnya saat harga emas belum naik tajam. Solusinya adalah memitih model perhiasan yang biaya pembuatannya relatif murah. Mungkin model-model yang sederhana dan minimalis, atau model-model yang diperkirakan tidak akan usang bertahun-tahun mendatang.

Berbeda dengan emas batangan, emas perhiasan mempunyai banyak fungsi sekaligus. Selain sebagai alat tabungan/investasi, perhiasan emas juga bisa mempercantik penampilan plus mendongkrak prestise.

Para pengamat dan penasihat keuangan tidak menyarankan kita membeli perhiasan emas sebagai investasi. Emas batangan atau koin emas adalah produk yang menjanjikan. Keduanya relatif mudah untuk dijualbelikan. Risiko kehilangan emas batangan juga lebih kecil dibandingkan emas perhiasan yang dipakai saban hari. Kita bisa membeli emas batangan dari ukuran kecil (25 gram) sampai terberat (12 kilogram).

Jika memiliki bujet leluasa, emas batangan cocok dijadikan wahana investasi. Emas batangan tidak sulit disimpan, dan tidak mudah hilang. Selain itu, menjualnya kembali sangatlah gampang.

Tentu saja, mengoleksi emas batangan memerlukan dana besar. Jika bujet yang ada hanya terbatas, membeli koin emas adalah komprominya. Koin emas bisa diperoleh di toko-toko emas tertentu. Ada yang beratnya cuma 1 gram, sehingga modal yang diperlukan lebih sedikit. Sebagai investasi, koin emas biasanya lebih menguntungkan daripada perhiasan. Koin emas juga cocok dijadikan sebagai sarana menabung sedikit demi sedikit.

Entah bujet kecil atau besar, pilihlah emas yang kadarnya tinggi. Minimal 22 karat, atau sebaiknya memang 24 karat. Emas murni 24 karat jauh lebih mudah dijual daripada emas muda yang kadarnya cuma 18 karat. Faktor kemudahan menjual dan nilai jual kembali (resole value) hendaknya menjadi pertimbangan penting bagi keputusan investasi apa pun, termasuk emas dan logam berharga.

Sertifikat Emas dan GAP

Perangkat investasi emas yang umum dikenal orang adalah koin dan emas batangan. Jenis perhiasan emas cocok bagi mereka yang ingin investasi dalam jangka panjang, sekaligus menikmati manfaat rift emas sebagai perhiasan. Selain itu, ada juga jenis investasi emas yang disebut dengan sertifikat emas dan gold accumulation plan (GAP).

Sertifikat emas adalah selembar kertas yang menjadi bukti ke pemilikan atas emas yang tersimpan pada bank di suatu negara. Pemilik sertifikat emas hanya memegang satu lembar kertas yang hanya dapat diuangkan pada bank tersebut.

Prinsipnya, sertifikat emas merupakan alternatif investasi yang menguntungkan bagi investor. Sebab ia tidak membayar biaya penyimpanan emas. Bank yang menanggungnya. Selain itu, kekayaan pemilik sertifikat dipastikan aman dan dapat menghemat biaya karena emas yang tetap berada di negara bank tersebut berada, tidak memerlukan biaya pengiriman maupun asuransi.

Ada lagi kelebihan lain. Sertifikat emas yang hanya berupa secarik kertas itu, bisa dijadikan jaminan kredit. Sehingga pemilik sertifikat uang tidak akan mendapat masalah likuiditas untuk keperluan pribadi maupun usaha. Sejauh nilai kebutuhan dananya masih di bawah nilai sertifikat emasnya, bank akan bersedia mengucurkan pinjaman.

Sedangkan GAP adalah jenis investasi yang belum familiar di Indonesia (karena memang belum diselenggarakan). Investor membeli saham perusahaan tambang atau berinvestasi langsung (direct investing), untuk mendapatkan ekuitas pada perusahaan tambang. Uniknya, keuntungan bagi investor dinyatakan dalam bentuk emas juga. Jadi GAP adalah sejenis tabungan yang akumulasinya berupa emas, dan mampu memberikan keuntungan berupa fluktuasi harga emas harian.

Koin Emas

Sejarah koin emas telah begitu panjang. Koin pertama kali di cetak oleh Croesus of Lydia pada tahun 560 SM. Di zaman dahulu, koin emas dilakukan untuk bertransaksi. Tapi saat ini, koin emas hanya diperjualbelikan di antara para kolektor. Biasanya koin emas dibuat untuk mengenang momen khusus, dan diproduksi dengan jumlah amat terbatas.

Koin adalah salah satu bentuk lain dari emas batangan yang sudah dibentuk menjadi koin emas murni. Kadarnya sama dengan emas batangan. Koin emas dinilai bagus untuk investasi, karena nilainya selalu naik. Namun sayangnya, sekarang koin emas sudah sulit dijumpai di toko-toko emas. Padahal, emas dalam bentuk koin sangat diminati investor.

Selain memiliki nilai intrinsik, koin emas juga memiliki nilai ekstrinsik, yaitu nilai kelangkaannya. Ada koin emas yang harganya sampai lebih dari 50 miliar, karena memiliki nilai sejarah dan mengandung kejadian penting saat koin tersebut diluncurkan (Majalah Smart Investing Guide edisi 17, 2008, Hal 15-22).

Di Indonesia, koin emas memang belum begitu populer di kalangan masyarakat luas. Setidaknya, kalah populer dibandingkan berlian, permata, apalagi emas perhiasan. Berbeda dengan di Amerika, Eropa, atau Timur Tengah. Di sana ada komunitas investor dan kolek tor koin emas yang rajin memburu koleksi koin emas. Makin langka, makin diburu, dan harganya pun makin mahal.

Komunitas-komunitas ini juga secara teratur melakukan transaksi jual beli koin emas. Mereka lebih suka melakukan lewat lelang, baik lelang langsung maupun lelang online di internet. Karena permainan koin emas ini bisa dilakukan secara online, tentu investor diseluruh dunia (termasuk Indonesia) juga bisa terlibat. Koin emas yang ditawarkan di internet dapat dipercaya, tapi tetap harus melihat dan memastikan siapa penyelenggaranya.

Koin emas tayak menjadi alternatif investasi di saat harga emas terus naik. Di Indonesia ada beberapa macam jenis koin emas yang
bisa jadi pilihan. Tapi, jangan sembarangan memilih. Ada beberapa pilihan koin emas yang pernah beredar di sini. Ada jenis koin emas koleksi yang dicetak terbatas (exclusive gold coin). Adapun beberapa koin emas eksklusif yang terkenal di Indonesia adalah seri Shio, Orang Utan, War dan Naga. Penyelenggara koin emas eksklusif yang paling aktif di Indonesia adalah Grenetindo. Sebagai catatan tambahan, datam beberapa kasus koin emas eksklusif ini sering menjadi media moneygame. Karena itu, investor harus hati-hati bila hendak membeli koin emas eksklusif ini.

Ada juga koin emas polos bikinan Logam Mulia. Ukurannya mulai 1 gram hingga 10 gram. Untuk membelinya, kita harus mengeluarkan biaya tambahan. Pembuatan koin emas ini lebih rumit dari emas batangan, jadi biayanya lebih mahal. Tapi selisihnya tak seberapa. Pada saat harga emas Rp 130 ribu per gram, biaya tambahannya hanya Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu per 100 gram emas (Tabloid Kontan, 28 Maret 2005, hlm. 20).

Selain itu, pernah ada juga koin emas dari Perum Pegadaian. Ukurannya 5 gram dan 10 gram. Bila hendak membeli koin emas Pegadaian ini, Anda harus membayar PPN (pajak pertambahan nilai) sebesar 10 persen. Selain itu, kalau orang menjual kembali koinnya, Pegadaian akan mengutip biaya yang cukup besar, yakni 3 persen dari harga saat itu. Karena harganya lebih mahal dari di toko biasa, peminat koin ini terus menurun, dan Perum Pegadaian pun menghentikan pencetakannya (Tabloid Kontan, 28 Maret 2005, hlm. 20).

Pernah juga populer koin emas berupa mata uang dinar. Satu dinar setara dengan emas 22 karat seberat 4,25 gram. Tempat jual belinya ada di Wakala Adhina dan Forum Penggerak Dinar/Dirham Indonesia (Forindo). Money changer khusus mata uang dinar dan dirham ini menyediakan koin dinar. Pembeli koin harus membayar biaya penanganan (handling) distribusi dan administrasi, yang besarnya 6 persen dari harga emas yang berlaku hari itu (Tabloid Kontan, 28 Maret 2005, hlm. 20).

Kendati biayanya cukup tinggi, menurut Zaim Zaidi, pemilik Wakala, dinar adalah pilihan terbaik dalam berinvestasi di koin emas. Pasalnya, dinar terbukti mampu melindungi nilai kekayaan dari potongan inflasi dan penurunan mata uang. Sebagai gambaran, menurut Zaim, harga 1 dinar di tahun 2001 baru US$ 37. Tahun 2005 harganya sudah naik menjadi US$ 61-US$ 62. Artinya, dalam empat tahun koin dinar telah memberikan keuntungan sampai 67 persen (dalam dolar AS). Selain itu, “Dinar adalah mata uang yang tidak punya negara, karena emas adalah emas. Anda bawa ke mana pun laku,” ujar Zaim Zaidi (Tabloid Kontan, 28 Maret 2005, hlm. 20).

Koin di masing-masing negara yang mengeluarkannya, sudah memiliki spesifikasi yang standar. Koin adalah salah satu bentuk investasi yang disarankan karena memiliki bentuk yang mudah untuk dipindahtangankan. Artinya, mudah didapatkan, dibawa, dan dalam keadaan mendesak mudah untuk dijual kembali (Mohamad Ihsan Palaloi, 2006: hlm. 83-84).

Koin-koin yang diproduksi masing-masing negara biasanya memiliki nama yang unik dan dibuat berseri, seperti American Eagle (Amerika Serikat), The Kruegerrand (Afrika Selatan), Canadian Maple Leaf (Kanada), French Rooster (Perancis), Chinesse Panda (China), Austrian Philharmonic (Austria), dan lain-lain. Koin emas Krugerrand yang diproduksi oleh South African Mint Company dalam berbagai satuan berat. Satuan berat Krugerrand yang umum ditemui adalah 1 oz (ounce), ‘la oz, 1/2 oz dan 0,11 oz.

Harga koin Krugerrand didasarkan pada pergerakan harga emas di pasar komoditas dunia yang bergerak terus. Tapi koin-koin yang dibuat secara khusus dan diproduksi terbatas, akan dihargai lebih tinggi. Koin Krugerrand khusus (proof collector edition) yang diproduksi secara terbatas dan tematik, harganya akan melebihi kandungan emas dalam koinnya. Semakin langka semakin mahal. Semakin bagus kondisi fisiknya, semakin mahal juga. Edisi khusus koin Krugerrand yang cukup digemari dan dicari investor adalah edisi yang memuat gambar Nelson Mandela, pemimpin Afrika Selatan yang menentang politik apartheid.

Di pasar lokal, pernah juga dipromosikan sarana investasi dengan koin ONH. Tujuannya adalah sebagai sarana bagi calon jemaah haji untuk menabung. Kelemahannya adalah sifatnya yang terbatas dan localized. Namun, bagi kalangan muslim yang mempersiapkan diri untuk naik haji, penting untuk mempertimbangkan emas sebagai sarana menabung. Dalam jangka panjang, ternyata nilai nominal ONH terus terdepresiasi terhadap emas. Pada tahun 90-an seorang calon jemaah haji memerlukan 250-300 gram untuk ONH, kini hanya butuh separuhnya saja. Selain harganya yang terus meningkat, emas bebas dari riba.

Jika berminat mengoleksi koin emas, perhitungkan tingkat kesulitan untuk menjualnya kembali. Perhatikan merek-merek yang sudah mendapat kepercayaan di pasar. Ada baiknya untuk memilih produsen ternama seperti Maples, Krands, atau Eagles. Mereka adalah produsen aset berkualitas dunia dan produknya diminati kolektorinternasional.

Emas Lantakan

Selain dalam bentuk perhiasan, emas juga dapat diperoleh da­lam bentuk lempengan atau lantakan. Emas lantakan juga sering disebut emas batangan. Sebab, emas ini berbentuk seperti batangan pipih atau batubata. Emas batangan ini bisa diperoleh di pedagang biasa. Namun kandungan emas lantakan dari pedagang biasa ini ke­rap disangsikan. Untuk amannya, belilah emas lantakan dari pedagang yang memiliki akreditasi pihak internasional yang berkompeten, mi­salnya dari London Bullion Market Association (LBMA).

Kadar emasnya adalah 22 karat atau 24 karat, atau apabila dalam persentase adalah 95 persen dan 99 persen. Karena mengandung emas murni (24 karat), emas lantakan sangat cocok untuk dijadikan sarana investasi. Di mana pun dan kapan pun kita ingin menjualnya, nilainya akan mengikuti standar internasional yang berlaku pada saat itu. Akan tetapi ada yang berpendapat bahwa dalam perdagang­an internasional, emas lantakan kurang diminati. Sebab tidak memi­liki standar spesifikasi seperti hatnya emas murni dalam bentuk koin, sehingga tidak ada nilai ekstrinsik datam perdagangan emas lantakan (Mohamad Ihsan Palaloi dkk, 2006: hlm. 81-82).

Di Indonesia, BUMN yang memproduksi emas lantakan ini adalah PT. Aneka Tambang (Antam). Emas dalam bentuk ini disertai dengan sertifikat yang memuat tentang kadar emas, berat, dan keabsahan yang disertai dengan tanda tangan penilai (appraisal). Emas yang diproduksi dalam bentuk lempengan kotak biasanya memiliki berat 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, dan 100 gram.

Emas batangan atau lantakan memang ideal sebagai investasi. Tapi, emas batangan memerlukan tempat penyimpanan khusus, mi­salnya SDB (safety deposit box). Hampir semua bank menyediakan jasa SDB. Tentu saja kita harus mengeluarkan biaya sewa.

Pada umumnya, emas batangan tersedia dalam ukuran 25 gram hingga 1 kilogram. Karena relatif besar, emas batangan ini kurang pas untuk investor kecil. Dengan harga sekitar Rp 300.000 per gram, untuk membeli satu batang emas lantakan ukuran 25 gram diperlukan dana Rp 7,5 juta.

Bila satuannya terlalu besar, emas batangan menjadi tidak flek­sibel. Misatkan kita memiliki batangan emas 100 gram. Suatu saat kita memerlukan uang tunai Rp 5 juta. Tentu saja kita tak bisa men jual sebagian dari emas batangan tersebut. Kita harus menjual selu­ruhnya, walaupun dana tunai yang kita perlukan hanya sebagian di antaranya.