Arsip Blog

Emas Sangat Menjanjikan Sebagai Sarana Investasi Jangka Panjang

Emas menarik karena keindahannya, prestisenya, serta daya tahannya menghadapi inflasi. Kemampuannya memberi keuntungan bagi pemiliknya juga tidak kalah dibandingkan instrumen investasi yang lain. Sayangnya, sudah sekian lama emas tereduksi hanya sebagai perhiasan (jewelry) atau barang koleksi semata. Padahal emas pun sangat menjanjikan sebagai sarana investasi jangka panjang.

Harga emas memang sudah tinggi. Mungkin muncul keraguan, apakah ini saat yang tepat untuk membeti? Ada pendapat yang mengatakan, tunggu dulu harga terkoreksi. Belilah pada saat harga cukup rendah. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa untuk jangka panjang, tidak ada harga yang terlalu mahal. Kalau harga emas dunia masih di bawah US$ 1.000 per troy ounce, itu sudah tergolong murah. Sebab harga aktualnya sudah mendekati US$ 2.000.

Pendapat itu ada benarnya. Sebab, ada kemungkinan krisis akan terjadi dalam jangka panjang. Kalau pun perekonomian kembali normal, tidak ada jaminan bebas selamanya dari ancaman krisis dan inflasi.

Karena krisis masih terus akan terjadi dalam perekonomian (baik global maupun lokat), maka memiliki cadangan emas tentu semakin terasa penting. Motifnya sudah bukan lagi hedging, melainkan juga mengembangbiakkan nilai aset. Bukan hanya berjaga-jaga, tetapi juga mencari laba.

Bukan Asal Menabung

Cara gampang untuk menabung adalah menyisihkan uang untuk disimpan di bank. Tapi, pelan-pelan, uang tabungan kita akan habis. Bukan habis dikonsumsi, tetapi habis tergerus inflasi. Bukankah sangat menyakitkan, ketika uang yang dikumpulkan sedikit demi sedikit itu akhirnya kehilangan sebagian besar nilainya hanya karena inflasi?

Karena itu, manusia modern lebih memilih investasi daripada sekadar menabung. Dunia keuangan masa kini menawarkan banyak alternatif investasi. Ada banyak tawaran investasi pada deposito, obligasi, properti, saham, emas, reksadana, indeks Hang Seng, asuransi unit-linked, sampai dinar Irak dan profit sharing di sektor riil. Semua menawarkan keuntungan, semua mengandung risiko. Makin tinggi keuntungannya, makin besar risikonya.

Seringkali kita tebih silau pada keuntungan dan melupakan risiko. Banyak investor yang membeli saham karena ingin mendapat return 50 persen per tahun, tapi justru kecewa karena harga saham ternyata turun 60 persen. Banyak juga yang senang mendapat penghasilan bunga deposito 8 persen setahun, padahal inflasi mencapai 12 persen. Di saat lain, para deposan senang pada saat inflasi hanya 6 persen. Tapi penghasilan bunga yang mereka terima hanya 4 persen setahun.

Bank tidak bodoh. Mereka hampir selalu menetapkan bunga di bawah laju inflasi. Kalau ada bank yang mematok bunga lebih tinggi dari inflasi, justru calon nasabah menjadi curiga. Adakah yang tak beres dengan bank tersebut? Apakah bank itu mengalami krisis likuiditas sedemikian parah-dan menghadapi hantu likuidasi? Kalau likuidasi menjadi kenyataan, para deposan bukan hanya kehilangan telurnya. Mereka juga akan terancam kehilangan induk ayamnya.

Emas adalah pilihan tepat untuk menabung dengan tujuan tertentu, yaitu menyimpan nilai aset. Fakta membuktikan, pada tahun 1990-an diperlukan 300 gram emas untuk membayar ongkos naik haji. Tidak sampai duapuluh tahun kemudian, seseorang hanya perlu menjual 120 gram emas untuk keperluan yang sama.

Menuai Keuntungan dari Emas Simpanan

Sebaiknya, emas tidak dijual sampai kapan pun. Sebab komoditas ini harganya akan terus meroket dalam jangka panjang. Lagipula, siapa yang bisa menjamin bahwa negeri kita selamanya terbebas dari krisis ekonomi? Bayangkan kalau uang kertas sudah tak lagi bernilai, saham nitainya not, maka emas simpanan kitalah yang akan menyelamatkan hidup kita.

Ini bukan berarti menjual emas adalah tindakan yang tidak rasional. Suatu ketika, kita harus menjual emas. Mungkin untuk kegiatan yang lebih produktif. Atau pada saat harga emas berada pada titik tertinggi dalam fluktuasi jangka pendek, sehingga kita harus melakukan aksi ambil untung (profit taking) jangka pendek.

Sebelum menjual emas, carilah lebih dahulu informasi terkini mengenai harga emas dan kecenderungan jangka pendeknya ke depan. Media massa selalu melaporkan perkembangan harga emas terbaru, sekaligus analisisnya terhadap kemungkinan perkembangan harga beberapa waktu mendatang. Kita juga bisa meneropong tren harga emas di internet, misalnya melalui situs Kitco, Goldprice, atau UBS Gold.

Setelah tahu persis pergerakan harga emas, barulah kita memilih tempat menjual. Emas bersertifikat selalu diterima di mana pun. Emas 24 karat lebih mudah dijual daripada 18 karat. Emas dengan sertifikat akan dihargai lebih tinggi. Perhiasan emas yang modelnya masih bertahan, juga akan lebih mudah dijual.

Usahakan untuk menjual kembali di tempat kita membeli sebelumnya, apalagi bila kuitansi pembelian masih ada. Jika ada perjanjian buyback guarantee, cobalah mencari informasi apakah harganya sudah terbaik. Tapi bila ada tempat lain yang bersedia membeli dengan harga lebih tinggi, abaikan saja garansi itu. Jika menjual ke Logam MuliaAneka Tambang, konon ada kemungkinan harganya sedikit lebih tinggi daripada di toko emas biasa.

Prosedur menjual emas sangat sederhana, mirip menukar uang di money changer. Kita tinggal membawa emas yang akan dijual, kemudian pihak toko emas akan meneliti kadarnya. Setelah itu, kita bisa menerima uangnya sesuai harga yang berlaku saat itu. Masalah akan muncul pada saat harga emas berfluktuasi. Jika ini terjadi, mungkin ada perubahan harga antara jam sembilan pagi (saat toko buka) dan jam satu siang. Tapi biasanya, perbedaannya tidak terlalu besar.

Menyimpan Emas Perhiasan di Rumah

Banyak cara menyimpan emas. Yang paling mudah adalah menyimpan di rumah, misalnya ditaruh di lemari atau di brankas besi. Ada juga yang menyimpan di bawah lantai, atau pada langit-langit rumah. Ini adalah metode penyimpanan tradisional yang tentu saja kurang aman.

Cara tradisional lain adalah menyimpan di tempat-tempat yang unik. Orang Bugis sering menaruh emas dalam ikat pinggang mereka. Orang Saigon membungkus emas dengan kertas beras atau kim thanh. Ada yang menguburkannya di dalam tanah, memasukkannya ke dalam rongga kayu, dan lain-lain.

Tujuan utama metode penyimpanan tradisional adalah menyembunyikan emas dari orang lain. Tapi metode modern adalah mempersulit orang untuk mengambil emas tersebut, walaupun mereka tahu tempatnya. Dengan keamanan yang ketat, orang sangat sulit mengambil emas di brankas besi di bank, misalnya.

Hingga kini, kebanyakan emas perhiasan disimpan di rumah pemiliknya. Untuk jenis perhiasan yang dipakai sehari-hari, tentu saja tidak perlu disimpan di bank. Ada baiknya membeli brankas besi tahan api untuk menyimpan koteksi emas perhiasan di rumah. Waspadai juga setiap orang yang memiliki akses ke tempat penyimpanan perhiasan. Belakangan ini, muncul modus operandi baru pencurian oleh pembantu yang ternyata memiliki sindikat di belakangnya.

Jika hendak bepergian dalam waktu lama, misalnya ke luar negeri atau mudik ke kampung halaman, menyimpan emas perhiasan di rumah tentu berisiko. Menyewa safety deposit box di bank pasti mahal, karena biayanya dihitung per tahun. Karena itu diperlukan tempat penyimpanan alternatif. Salah satunya adalah menyimpan emas perhiasan di pegadaian.

Menyimpan emas di pegadaian relatif aman, seperti halnya di bank. Tentu saja, yang dimaksud adalah pegadaian resmi milik pemerintah. Pegadaian akan mengasuransikan emas perhiasan yang dititipkan nasabahnya. Keuntungan lain adalah diperolehnya pinjaman (dengan bunga, tentu saja) yang bisa digunakan untuk menambah uang saku.